Perlakukan Orang Tuamu Seperti Raja
Baca kalimat berikut ini pelan-pelan:
- Perlakukan orangtuamu seperti raja, maka rezekimu menyerupai raja.
- Di lapangan, boleh jadi jenderal. Namun ketika bertemu orangtua, jadilah prajurit. Siap taat.
- Di kantor, boleh jadi direktur. Namun ketika bertemu orangtua, jadilah staf. Siap taat.
- Berbakti mengundang rezeki, durhaka mengundang petaka.
Dalam berbakti, Anda termasuk tipe yang mana? Tipe lebaran, tipe liburan, tipe transferan, atau tipe transparan?
- Tipe lebaran. Datang satu kali atau dua kali dalam setahun, bertemu orangtuanya. Menurutnya, itu sudah cukup untuk berbakti. Toh sering mendoakan dan sering menelepon.
- Tipe liburan. Datang sesekali bertemu orangtuanya. Ketika datang, orangtua diajaknya jalan-jalan dan senang-senang. Seperti berlibur. Setelah itu, yah selesai. Begitulah caranya berbakti.
- Tipe transferan. Bertemu orangtuanya jarang-jarang, yang penting transfer. Cukup. Toh apa-apa bisa dibeli dengan uang. Yah, transfer saja uangnya. Demikianlah pola pikirnya.
- Tipe transparan. Nah, dia berusaha selalu menemani orangtuanya. Berbakti dengan penafkahan, perhatian, waktu, doa, dan lain-lain. Repotnya, karena terlalu sering bertemu, dia dan jasanya malah tidak dianggap oleh orangtuanya. Tidak kelihatan alias transparan. Sementara anak-anak yang lain, karena jarang-jarang bertemu, justru ditunggu-ditunggu, lebih dianggap, dan lebih diharapkan.
Ingat, berbakti bukan soal uang saja. Hendaknya diiringi juga dengan perhatian, waktu, doa, amal, dan lain-lain. Termasuk ketaatan kita saat disuruh-suruh orangtua, apalagi yang disuruh itu berupa kebaikan dan ibadah. Menariknya, kalau kita berbakti, insya Allah kita juga akan dikaruniai anak yang berbakti.
Sekian dari saya, Ippho Santosa.
#selfreminder
#sayabelumberbakti
- Perlakukan orangtuamu seperti raja, maka rezekimu menyerupai raja.
- Di lapangan, boleh jadi jenderal. Namun ketika bertemu orangtua, jadilah prajurit. Siap taat.
- Di kantor, boleh jadi direktur. Namun ketika bertemu orangtua, jadilah staf. Siap taat.
- Berbakti mengundang rezeki, durhaka mengundang petaka.
Dalam berbakti, Anda termasuk tipe yang mana? Tipe lebaran, tipe liburan, tipe transferan, atau tipe transparan?
- Tipe lebaran. Datang satu kali atau dua kali dalam setahun, bertemu orangtuanya. Menurutnya, itu sudah cukup untuk berbakti. Toh sering mendoakan dan sering menelepon.
- Tipe liburan. Datang sesekali bertemu orangtuanya. Ketika datang, orangtua diajaknya jalan-jalan dan senang-senang. Seperti berlibur. Setelah itu, yah selesai. Begitulah caranya berbakti.
- Tipe transferan. Bertemu orangtuanya jarang-jarang, yang penting transfer. Cukup. Toh apa-apa bisa dibeli dengan uang. Yah, transfer saja uangnya. Demikianlah pola pikirnya.
- Tipe transparan. Nah, dia berusaha selalu menemani orangtuanya. Berbakti dengan penafkahan, perhatian, waktu, doa, dan lain-lain. Repotnya, karena terlalu sering bertemu, dia dan jasanya malah tidak dianggap oleh orangtuanya. Tidak kelihatan alias transparan. Sementara anak-anak yang lain, karena jarang-jarang bertemu, justru ditunggu-ditunggu, lebih dianggap, dan lebih diharapkan.
Ingat, berbakti bukan soal uang saja. Hendaknya diiringi juga dengan perhatian, waktu, doa, amal, dan lain-lain. Termasuk ketaatan kita saat disuruh-suruh orangtua, apalagi yang disuruh itu berupa kebaikan dan ibadah. Menariknya, kalau kita berbakti, insya Allah kita juga akan dikaruniai anak yang berbakti.
Sekian dari saya, Ippho Santosa.
#selfreminder
#sayabelumberbakti
Comments
Post a Comment